PPSLI Riau Minta DLH Dumai Lakukan Survey, Terkait Asap Hitam Pekat Sisa Hasil Operasional PT Pertamina

PPSLI Riau Minta DLH Dumai Lakukan Survey, Terkait Asap Hitam Pekat Sisa Hasil Operasional PT Pertamina

Presisipos|Dumai, —— Seperti di informasikan media ini sebum nya. Bahwa pada hari Kamis 8 Agustus 2024 lalu, telah terjadi suatu peristiwa pembuangan limbah gas berupa asap hitam pekat ke udara lewat cerobong PT Kilang Pertamina Internasional ( KPI ) Refinery Unit ( RU ) II Dumai yang beralamat di Jalan Putri Tujuh Dumai.

Dan satu hari sebelum ada nya tanggapan dari pihak PT Kilang Pertamina Internasional ( KPI ) Refinery Unit ( RU ) II Dumai terhadap dugaan pencemaran udara itu. Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai sudah memberikan respon positif

Dimana saat di minta tanggapan nya waktu itu terkait dugaan pencemaran udara akibat asap hitam pekat yang keluar dari cerobong milik PT Pertamina RU II Dumai, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai  Agus Gunawan S. Sos. Berkata,.” Siap bang akan segera di tidak lanjuti. Nanti akan kami sampaikan degan Kabid yg membidangi pengaduan.Makasih atas kerjasamanya. ” Ujarnya lewat WhatsApp nya menjawab tim Presisipos. Com, Sabtu ( 17/08/2024 ) lalu

Untuk sekedar mengingat kembali. Bahwa atas konfirmasi tertulis yang di sampaikan tim wartawan (Presisipos, Presisipos, Mitra Today, Suara Persada, Cybber88) ke pihak manejemen PT Pertamina KPI RU II Dumai. Dan atas konfirmasi tersebut, pihak Pimpinan dan Humas PT KPI RU II Dumai menjelaskan lewat isi surat nya No 145/ KPI 450A0/2024- S9 bahwa operasional di kilang, termasuk Green Coke dan semua aktivitas yang berpotensi menyebabkan pencemaran udara sudah dilakukan mereka pola operasi yang aman dan sesuai dengan ketentuan lingkungan.

Hal tersebut menurut rilis yang di tanda tangani Pj Area Manager Comm, Rel, & CSR RU II, Denny Saputra Rahmadhan, dibuktikan dengan hasil pantauan lingkungan khususnya aspek emisi yang secara rutin mereka lakukan terhadap cerobong yang ada di PT KPI RU II Dumai.

Dimana hasil nya menurut mereka, bahwa baku mutu hasil survey mereka sudah sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan oleh peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) Republik Indonesia

Inti nya dalam rilis mereka, mereka memastikan bahwa cerobong yang di miliki PT KPI RU II Dumai telah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan KLHK RI, dan mereka juga menjelaskan tidak ada pencemaran udara yang berbahaya bagi masyarakat sekitar kilang.

Bahkan dari hasil pemantauan mereka terhadap udara ambien secara rutin di titik lokasi area ring I, yaitu Kelurahan Tanjung Palas dan Jaya Mukti hasil nya menurut mereka masih sesuai ambang mutu yang dipersyaratkan oleh KLHK RI

Menanggapi kejadian tersebut membuat salah seorang pegiat dan pemerhati lingkungan di Riau jadi sedikit geram, Ketua DPP ( Dewan Pimpinan Provinsi ) Riau PPSLI ( Perkumpulan Pengelola Sampah dan Limbah Indonesia ) ,Drs John Pieter Simanjuntak MT mengatakan, bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai hendaknya turun melakukan survey kelapangan dan berbicara secara taransparan khusus nya mengenai dampak asap hitam pekat yang di timbulkan oleh cerobong milik PT Pertamina Dumai kepada masyarakat.

” Seharusnya pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai turun langsung kelapangan setelah dapat laporan/informasi dari masyarakat. Dan atas temuan mereka (Dinas Lingkungan Hidup) di lapangan. Harus di informasikan secara taransparan kepada masyarakat. ” Ujar Drs Jonh Pieter Simanjuntak MT, Senin (20/08/2024) lewat telepon genggam nya.

Karena jawaban yang disampaikan pihak PT Pertamina KPI RU II Dumai menurut John Peter sangat bertentangan dengan kasat mata yang kita lihat dan rasakan. ” Jujur saja. Saya sering bolak balik Kota Dumai. Dan terkait limbah PT Pertamina bila di lihat secara kasat mata. Contoh nya saja, mengenai asap hitam pekat yang menjulang tinggi ke udara dan butiran debu Green Coke yang beterbangan saat di tiup anggin kencang dari arah tepi pantai ke daratan Kota Dumai. Arti nya secara kasat mata kita bisa melihat ada nya partikel partikel yang beterbangan ke udara. Lalu apa ini tidak dianggap mereka berbahaya bila terhirup manusia, terutama anak anak. ” Ujar John Pieter Simanjuntak, mengakhiri perbincangannya dengan tim wartawan. ( tim )

#Pertamina

Index

Berita Lainnya

Index